Jumat, 20 Maret 2009

buat apa ya?

kadang dalam kesendirian di penghujung hariku yang melelahkan,muncul berbagai macam pertanyaan atas apa yang aku lakukan. mulai dari pertanyaan yang sepele tentang "ntar malem makan ma apa ya?" sampai "ntar nalem menunya apa ya?"
( eh sama ya? heheh)

tapi malam ini muncul pertanyaan "buat apa ya q kerja?"

awalnya keluar jawaban " ya buat cari duit donk...."
klo mang buat cari duit, kenapa koq q selalu merasa kurang memenuhin kebutuhan ku?
padahal q dah kerja keras siang malam........

kluar lagi jawaban yang lain sebagai bentuk pembenaran q kerja siang malam "buat ibadah donk....kan Allah nyuruh kita mencari rizki"
klo mang buat ibadah kenapa sekarang ini q malah merasa sangat jauh dari-NYA, bahkan q merasa kesusahan untuk melakukan sunnah2 yang sering dulu ku laksanakan.....

"untuk membahagiakan kelaurga kita" muncul jawaban yang lain
klo untuk membahagiakan keluarga kenapa saat-saat ini ku jarang melihat ibuku tersenyum, klo untuk membuat bahagia keluarga, kenapa malah ku meninggalkan mereka
dan sendirian disini.....


berbagai macam jawaban keluar dan berbagai macam pula bentuk penyangkalan yang muncul. begitu dan begitu trus hingga muncul sebuah jawaban yang q merasa bahwa itulah jawaban dapat menjawab pertanyaan diatas...

mungkin saat ini ku bekerja " hanyya untuk mengisi kekosongan waktuku di pagi dan siang hari......"

mungkin benar itulah adanya mengapa aku bekerja saat ini
ya benar untuk mengisi waktu lowongku

dan ku tahu itu bukanlah tujuan yang sesuai bila ku harus mengorbankan sebanyak ini
harus pergi dari kota kelahiranku, harus menahan rindu bertemu ibuku, harus sabar untuk melihat senyuman di wajah ibu, harus menghela nafas dan menahan bila muncul kerinduan akan adik-adiku yang lucu.........

inilah saatnya perbaharui niat yang ada, jadikan menit ini mengganti tujuanku kerja

jadikan bahwa pengorbananku setara dengan apa yang ku dapat....

adakah teman yang akan menolongku untuk memberikan jawaban yang lebih tepat.....

Gedubrakkkkkkkkkkkkkkkkk............

Senin, 23 Februari 2009

Detik-detik terakhir kehidupan Rosullullah

Dari Ibnu Mas’ud ra bahawasanya Rasulullah SAW bersabda:

Ajalku hampir tiba, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila’la.”

Kami bertanya lagi: “Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli baitku.

Kami bertanya: Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?

Baginda menjawab: “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.”

Kami bertanya: “Siapakah yang mensolatkan baginda di antara kami?” Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensholatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah kalian dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula sholat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu sekalian.”

Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam:

“Assalamualaikum ya Rasulullah?” Kemudian ia berkata lagi “Assholah yarhamukallah.”

Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda sholat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda: “Ya ma’aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”

Malaikat Maut Datang Bertamu
Pada esoknya, yaitu Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali saja.

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: “Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!” Siti Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: “Maafkanlah, ayahku sedang demam”, kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya,

Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: “Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?” Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah itu wahai anakku?” Fatimah menjawab: “Seorang lelaki, sepertinya baru sekali ini saya melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kamu siapakah dia, wahai anakku?” Fatimah menjawab: “Tidak wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah SAW menjelaskan sambil menatap wajah anaknya, seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang “Wahai Fatimah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut.” Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan ‘Assalamualaika ya Rasulullah.” Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?”

Malaikat Maut menjawab: “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika anda izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang.

Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? “Saya tinggal dia di langit dunia” Jawab Malaikat Maut.

Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasulullah SAW: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah.”

Ketika Sakaratul Maut Tiba
Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: “Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab; “Bahawasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.”

Rasulullah SAW bersabda: “Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi: Bahawasanya pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu.”

Rasulullah SAW bersabda lagi: “Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk anda wahai kekasih Allah. Engkaulah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku?”

Jibril as bertanya: “Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: “Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?”

Jibril menjawab: “Saya membawa khabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau (Muhammad) dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”

Maka berkatalah Rasulullah SAW: “Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku” Lalu Malaikat Maut pun berada dekat Rasulullah SAW.

Imam Ali kw, bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan anda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga.

Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.”

Mendengar ucapan Rasulullah itu, Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?”

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini,timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin , kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya : “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku” “peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.“Ummatii,ummatii, ummatiii” - “Umatku, umatku, umatku”

Fathimah Az-Zahra` a.s. di masa-masa terakhir Kehidupan Rasulullah SAWW
Di akhir-akhir umurnya Rasulullah SAWW, Fathimah a.s. menatap wajah ayahnya yang bercahaya dan mengalirkan keringat dingin. Sambil menangis ia menatap ayahnya. Sang ayah tidak tega melihat putrinya menangis dan gelisah. Akhirnya sang ayah membisikkan sebuah ucapan di telinganya sehingga ia tenang dan tersenyum. Senyumnya pada masa-masa krisis seperti itu terlihat sangat aneh. Mereka bertanya kepadanya: “Rahasia apakah yang telah ia ucapkan?” Ia hanya menjawab: “Selama ayahku hidup aku akan bungkam seribu bahasa”. Setelah Rasulullah SAWW meninggal dunia, ia membongkar rahasia itu. Fathimah a.s. berkata: “Ayahku mengatakan kepadaku bahwa engkau adalah orang pertama dari Ahlul Baytku yang akan menyusulku. Oleh karena itu, aku bahagia”.


Begitu sayangnya Rosullullah terhadap umatnya sehingga beliau terus gelisah hingga mendengar jawaban malaikat jibril tentang janji Allah terhadap umatnya.
bahkan Ummatiii,ummatii,ummatii

janganlah kita kecewakan Rosullullah dengan perbuatan kita!!!!

Sabtu, 21 Februari 2009

renungan diri

4 hari berlalu dari hari ulang tahunku yang ke 22 ku terhenyak melihat tulisan seorang teman SMA dulu yang baru terlacak keberadaanya sekarang.mengingatkan ku bahwa dalam hidupku yang telah 22 tahun ini belum dapat maksimal dalam memberikan hidupku untuk agama ALLAH dan Rosul-NYA.

terutama 4,5 tahun terakhir ini yang selalu berorientasi untuk pengembangan pribadi dengan tujuan keduniawian saja, bukankah selalu kukatakan dalam solatku bahwa soalatku,ibadahku, hidupku dan matiku hannya untuk ALLAH SWT.

terima kasih wahai saudaraku Indra yang selama ini istiqomah dalam da'wahmu sehingga menjadikan ku malu ketika ku melihat diriku jauh tertinggal darimu.terima kasih wahai saudaraiku Rahma, dari tulisanmu ku menyadari akan semua ini.

inilah saatnya ku untuk memperbaharui niat, meluruskan tujuan yang selama ini sering berbelok arah.
YA ALLAH ya RABBI
Engkaulah pemegang jiwa umat-MU
Engkaulah yang kuasa menghidupkan manusia dan mencabut nyawa kami
YA Allah ya Rabb
Ridhoilah niatku ini tuk mencurahkan hidupku untuk Agama-MU
dan janganlah cabut nyawaku ketika ku belum dapat maksimal dalam da'wahku
AMiiiiiiiinnnn........

Minggu, 26 Oktober 2008

Travelling

Travelling=pergi melakukan perjalanan ya kan?

Sejak kecil q gak faham kenapa Allah membat bumi ini begini luas dan kita dianjurkan untuk melakukan perjalanan bahkan belajar lewat sebuah perjalanan. apalagi untuk orang seperti aku yang sama sekali tidak punnya jiwa travelling apalagi alone ( alias sendirian ). wah dijamin pasti gak faham. apalgi faham mw ngelakuin ja ga mau, nah Tuhhhh

baru akhir akhir ni q baru menyadari bahwa memang kita memerlukan travelling tu. banyak sekali hikmah yang bisa didapat dari travelling ini apalagi kalau perginya sendirian.

ni adalah beberapa ibroh yang q dapat tangkap dengan kemampuan otakku yang terbatas ini dari travelling:
1. terbukanya wawasan kita atas ada banyak karakter manusia dan keindahan alam yang bisa dapat kita temui di luar sana, sehingga kita tak menjadi seperti katak dalam tempurung yang hannya faham atas tempat kita berpijak saja dan orang orang yang ada di sekeliling kita saja.
2. tambah jelasnya baha Allah tu selalu melindugi setiap hambaNYA dan mencukupkan segala kebutuhan hambaNYA apabila hamba tersebut selalu memperhatikan Hak Allah yang harus ia tunaikan, terlihat banget hal itu apabila kita pergi sendirian entah kemana, baik itu perlindungan dari maha bahaya, kecukupan makan, tempat yang bisa kita tinggali sementara. bahakn apabila kita semua mencoba untuk travelling ke hutan sendirian pun apabila kita selalu menggantungkan diri pada Allah pasti Allah akan melindungi kita.
3. nambah temen bossssssss
ketika kita pergi sendirian hasrat kita sebagai mahluk sosial memaksa kita untuk membuat sebuah hubungan dengan manusia lain, walaupun kita adlah orang ynag sangat pemalu sekalipun.

ya mungkin itu beberapa ibroh yang bisa q tulis di blog ini. wassalam

Kamis, 18 September 2008

Bisa ga' ya?

Ada sebuah paradoks kesenjangan di negri ini yang sudah terjadi di bidang pendidikan, yang membuat kita miris hati.
beberapa hari yang lalu saya mendapatkan dua buah kisah bertolak belakang terhadap nasib dua orang teman seperjuanganku semasa SMA dulu.

Alkisah ketika SMA aku mempunyai dua orang sahabat yang mempunyai kemampuan intelektual yang sama, sama-sama kuat dalam analisa, sama-sama kuat dalam hafalan, sama-sama kuat dalam debat, bahkan nilainya pun sama-sama..... hahaha....

ketiak lulus SMA, Si A diterima di ST milik department Ekonomi indonesia ( tau kan apa ), Si B ketrima di Universitas negri di Semarang yang terkenal tu lohhhhh. selama berpisah mereka masih sering berdebat dan mengadu intelektualnya ( keren ga tuhhhhhh?)

setelah menjalani masa 3 tahun belajar Si A harus mendapat pukulan telak bahwa si A harus di DO dan merelakan ada coretan merah di karir belajarnya sedangkan Si B mendapatkan sebuah hadiah indah dengan mendaatkan nilai yang semuanya A dari universitasnya. tapi ko' aku heran ya????

yang Di DO malah dapet kerjaan yang hebat ( kerja di BAnk tersebar di Indonesia bOSSss) sdgkan si B malah masih Nganggur mpe sekarang.....

padahal kan klo dipikir kan pantesnya si B yang dapet kerjaan ( Cum LAude BO'''')


yah mungkin itu adalah nasib mereka masing2
tapi mungkin ga' kalo ada kesalahan dari sistem belajar kita...................

Jumat, 06 Juni 2008

BODOH

Bodohnya aku ini yang berpikir bahwa ku bisa segalanya
Bodohnya diri ini menganggap segalanya bisa dilakukan
Bodohnya diri ini bekerja sendirian tanpa minta bantuan
Bodoh dan Bodoh

tapi bukannya man manusia tu bodoh?
dah dikasi tau kalo maksiat tu ngedatengin neraka
tapi tetep aja kita maksiat
tetep aja milih neraka daripada surga
yang notabene mending berbuat baik kan?

BOdOh itu kata kita hari ini

setuju?

tentu saja tidak

aku ak mau jadi bodoh
q juga gak mau jadi bodoh
so q mw jd pintar

Jadi belajarlah dari pengalaman
OCREEEEEEEEEEEE


Btw q ngomong opo toh????